Gesang, "Sang Maestro" Pencipta Lagu Bengawab Solo Part 2

Lagu Bengawan Solo_ Gesang menentukan jalan hidupnya dengan bakat seni yang tumbuh dalam dirinya. Apakah ia dapat menjadi seorang pencipta lagu? Ataukah dia akan menjadi seorang biduan ternama? Syukurlah kalau dua-duanya dapat dicapainya.

Lagu pertama yang diciptakan Pemuda Gesng yang berjudul "Si Piatu" ternyata banyak sekali penggemarnya, ini menandakan bahwa lagu tersebut dapat diterima oleh masyarakat. Hal inilah yang membuat Pemuda Gesang untuk mengarang lagu yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. 

Suasana sunyi, tenang, dan sepi mulai menjadi teman pemuda Gesang. Disitulah nanti dia akan mendapatkan ilham untuk sebuah lagu. Tempat ramai dengan berbagai kesibukan tidaklah mungkin dapat membantunya. Di suatu pagi, pemuda Gesang sedang berjalan-jalan menghirup udara segar. Embun pagi membasahi rumput jalan, langit di sebelah timur pun berwarna merah membara, suatu tanda bahwa sebentar lagi matahari akan terbit. Burung berkicau terbang dari dahan ke dahan bergembira menyambut pagi. Suasana seperti inilah yang dicarinya, suasana seperti inilah yang dapat membantunya ,mendapatkan ilham. 

Tidak terasa pemuda Gesang sampailah pada tepian sebuah sungai dengan air yang jernih mengalir dengan tenang menimbulkan suara gemercik, suasana tenang, udara sejuk menyegarkan. Ketenangan seperti inilah yang dicarinya. Pemuda Gesang sangat tertarik dengan suasana ini, tempat itu selalu tenang dan sangat sesuai untuk mengarang lagu.  Ya.. siapa tahu, dalam keheningan dan ketenangan itu aku akan memperoleh ilham. Begitu mungkin katanya dalam hati... Di sungai terlihat orang-orang yang mengail ikan, inilah kebiasaan orang disekitar aliran sungai itu. Dan sejak saat itu, pemuda Gesangpun mulai akrab dengan pengail ikan. Iapun segera membeli alat kail untuk sama-sama mengail ikan.

Sama-sama mengail ikan tetapi tujuannya berbeda. Bagi pemuda Gesang ini hanyalah sarana untuk memusatkan perhatiannya mencari ilham untuk mengarang lagu. Setiap dia mendapatkan ikan, maka dia akan memberikannya kepada teman-temannya. Lama kelamaan para pengail ikanpun mengetahui apa tujuan pemuda Gesang. Maka berkatalah salah satu pengail ikan bernama Pak Saman.
"Mas Gesang, kalau engkau membutuhkan tempat yang tenang, aku mengetahui tempat itu"
"Oh ya.. tunjukkan tempat itu" Jawab pemuda Gesang. 
"Ada tempat tamasya bernama Langenharjo, itu merupakan petilahan Gusti Sinuhunan Pakubuwono X yang terletak di tepi Bengawan Solo, Gusti Sinuhunan Pakubuwono X adalah seorang yang bijaksana, raja Kerajaan Surakarta, pergilah kesana"

Apa yang dikatakan Pak Saman menjadi perhatiannya, "Langenharjo.. dimanalkah Langenharjo, dimanakah letak tempat itu?" Akhirnya dari petunjuk ayahnya Pak Martodihardjo, pemuda Gesang dapat menemukan Desa Langenharjo. Singkat cerita pada saat perjalanan menuju Desa Langenharjo, pemuda Gesang bertemu dengan laki-laki setengah baya, bernama Pak Riyo dan laki-laki itupun menegurnya.
"Hai anak muda, kemanakh tujuanmu, engkau nampak tenang berjalan tanpa ragu."
"Betul Pak, saya akan menuju ke sebuah desa yang belum pernah saya ketahui, Desa Langenharjo"
"Kebetulan saya pernah pergi kesana anak muda. Langenharjo adalah sebuah pesanggrahan, yaitu istana istirahat bagi Ingkang Sinuhun Pakubuwono X, istana yang letaknya ditepi bengawan solo."

Gesang sangat gembira mendengar penjelasan itu, pak Riyopun menunjukkan dimana letak desa Langenharjo dengan gamblang.
"Nak Gesang, saya tidak dapat bersamamu sampai ke tujuan, hati-hatilah dijalan, semoga tercapai cita-citamu."
"Terima kasih pak,,," Jawab Pemuda Gesang.
Tepat ditengah malam, sampailah dia di desa Langenharjo. Sebuah desa yng letaknya di tepian sungai bengawan Solo. Segera ia pun mencari Pesanggrahan Ingkang Sinuhun Pakubuwono X. Pesanggrahan itu terletak di tepi desa, pekarangannya luas dengan sebuah bangunan kuno, menhadap kearah timur, ke arah Bengawan Solo. Pemuda Gesang segera memasuki pekarangan pesanggrahan, rasa sejuk, tentram sekeltika meliputi pikirannya. Hati gembira tak terhingga karena ia telah menemukan tempat yang selama ini ia cari. Betapa tenang dan tentram suasana malam di pesanggrahan itu, suara air yang mengalir di Bengawan Solo sangat indah didengarnya.

Keesokan paginya pemuda Gesang berjalan ke arah selatan menyusuri tepian Bengawan Solo, sampailah ia di sebuah teluk bengawan dimana terdapat pohon elo yang condong ke bengawan dekat rumpun bambu. Pemuda Gesang duduk dibawah pohon elo sambil memperhatikan suasana disekelilingnya. Kebetulan saatitu musim kemarau, Bengawan Solo tidak banyak airnya bahkan di tepian tampak mengering. Di bawah pohon elo yang rindang, dimana dia dapat menyaksikan kehidupan yang tenang dan damai, timbullah keinginan menciptakan sebuah lagu. Yaa.. Sebuah lagu Bengawan Solo, dan mulai saat itu orang-orang sering melihat gesang duduk termenung dibawah pohon elo. 

Tibalah musim penghujan, pemuda Gesang juga menyaksikan saat-saat Bengawan Solo sedang banjir, airnya meluap sampai ke tempat-tempat yang lebih rendah, bahkan sampai ke kampung-kampung,meluap sampai jauh. Setelah megetahui dan menyaksikan semua itu, pemuda Gesang mulai menyusun lagunya. Dengan seruling yang sederhana ia mencoba-coba menyusun lagu Bengawan Solo. 

Untuk menyusun atau membuat lagu, terutama lagu Bengawan Solo ini, jelas memakan waktu yang tidak sebentar. Syair lagu mangandung arti yang nyata, kehidupan alam dan manusia di sekitarnya yang selalu ada kaitannya. Setelah melalui sekian banyak kesulitan dan pengalaman, akhirnya pemuda Gesang berhasil emnciptakan sebuah lagu yang diberi judul "Bengawan Solo". Lagu yang sangat sederhana, tetapi dengan terciptanya lagu itu, pemuda Gesang telah berbuat jasa kepada tanah air Indonesia.

Pemuda Gesang dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan mencoba menyanyikan lagu ciptaannya dengan iringan orkes, perasaan bangga dan gembira memberikan semangat kepadanya. Perasaan seninya mendorong kalbunya untuk menggubah lagu-lagu yang lain. Lagu Bengawan Solo diciptakan oleh pemuda gesang pada tahun 1940 dan selesai dalam waktu tiga bulan..

0 Response to "Gesang, "Sang Maestro" Pencipta Lagu Bengawab Solo Part 2"

Post a Comment