Sungguh beruntung orang yang diberi potensi dan bakat yang unggul, akan tetapi lebih beruntung lagi bagi siapapun yang yang dikaruniai kemampuan untuk mengoptimalkan potensi dan bakatnya sehingga menjadi manusia yang unggul dan punya prestasi. Di sisi lain, banyk orang juga yang cukup potensial tetapi tidak menjadi unggul, betapa banyak orang yang memiliki bakat terpendam dan selamanya "terpendam", tidak tergali karena tidak tahu ilmu untuk mengoptimalkannya. Padahal setiap orang pada dasarnya memiliki potensi untuk unggul, termasuk kita tentunya. Berikut ini beberapa kiat menjadi pribadi yang unggul dan prestatif.
A. Percaya Diri
Bagi yang ingin memacu percpatan dirinya, maka waktu adalah kuncinya. Karena sesungguhnya waktu adalah hidup kita. Orang yang bodoh adalah orang yang diberi modal hidup berupa waktu, kemudian dia menyia-nyiakannya.
Ada 3 kelompok orang yang menggunakan waktu, yaitu: (1) Orang sukses, yaitu orang yang menggunakan waktu dengan optimal. Salah satu cirinya adalah ia melakukan sesuatu hal yang tidak diminati oleh orang yang gagal. (2). Orang malang. Orang malang adalah orang yang hari-harinya diisi dengan kekecewaan dan selalu memulai sesuatu pada keesokan harinya. Dan yang ke (3). Adalah Orang hebat. Orang hebat memandang bahwa tidak ada hari esok, dia akan berkata bahwa membuang-buang waktu adalah hal buruk yang paling buruk, orang hebat menyadari akan entingnya waktu serta memahami nilai hidup dan kehidupan ini.
Oleh karena itu, yang utama dan pertama harus dilakukan untuk menjadi pribadi unggul adalah pantang baginya untuk menyia-nyiakan waktu, janganlah kita melakukan sesuatu itu dengan sia-sia, karena semua yang dilakukan sangat pasti memakan waktu, sedangkan waktu itu sangat berharga.
Lalu bagaimana dengan keseharian kita? Apakah kita masih sering melalaikan waktu? Seringkali secara tidak sadar kita telah menyia-nyiakan waktu dan anehnya, tidak jarang juga setengah mati kita menjaga harta supaya tidak hilang tetapi jarang menjaga waktu agar tidak dicuri dengan hal-hal yang sia-sia. berapa banyak kita mengobrol sia-sia, berapa banyak kita menonton TV yang tidak semua acaranya mendidik kita supaya lebih berhasil guna dan berdaya guna, itu semua berarti kita telah kecurian waktu oleh mengobrol dan menonton TV. Mulai sekarang pantanglah bagi kita untuk menyia-nyiakan waktu tanpa manfaat, pastikan waktu yang digunakan hanya diisi untuk menempa kemampuan diri. Ini berarti bahwa setiap jam, setiap hari, setiap minggu yang kita lalui harus benar-benar penuh manfaat dan lebih dari yang orang lain lakukan.
B. Sistem Yang Kondusif
Sistem yang kita masuki ini akan sangat mempengaruhi percepatan diri kita. Salah dalam memilih sistem dan memilih lingkungan maka akibat buruknya pun akan segera dirasakan. Barang siapa yang ingin memiliki percepatan diri yang baik untuk menjadi unggul, maka ia harus bisa mencari sistem dan lingkungan atau teman yang berkualitas yaitu sistem yang memiliki kehalusan budi pekerti yang tinggi. Apabila kita memasuki dalam sistem seperti ini, maka pengaruhnya pada diri kita juga. Percepatan kta akan terkontrol untuk menjadi unggul dan bermutu. Oleh karena itu, jika ingin memiliki pribadi yang unggul, tangguh dan berprestasi, astikan untuk tidak salah dalam memilih pergaulan. Karena salah dalam memilih pergaulan dan salah dalam memilih sistem berarti kita juga telah salah dalam memilih kesuksesan.
C. Berdaya Saing Positif
Dalam setiap kesempatan di lingkungan kita harus memiliki naluri berdaya saing positif, kalau tidak pasti kita akan berat menghadapi hidup ini. Misalnya bagi perguruan tinggi yang tidak memiliki mental berdaya saing positif maka akan membuat mereka panik dan kalang kabut karena takut tersaingi oleh perguruan-perguruan tinggi dari luar negeri. Mereka akan melihat itu sebagai ancaman yang seolah-olah akan menghancurkannya. Berbeda apabila memiki mental bersaing positif, hal itu justru akan ditanggapi dengan senang hati seolah-olah dia mendapatkan sparing partner yang akan memacunya lebih berkualitas lagi. Sebab mereka yang tidak diberi pesaing, kadang-kadang tidak membuat mereka maju.
Pepatah mengatakan, lebih baik menjadi juara dua diantara juara umum, daripada menjadi juara satu dari yang lemah, atau juara utama dari yang bodoh. Karena yang terpenting bukanlah jadi juaranya, tapi bagaimana caranya kita memompa kemampuan optimal dalam menjalani kehidupan. Jadi jangan jengkel apabila melihat orang lain lebih baik dari kita.
D. Mampu bersinergi (berkelompok)
Menurut Steven R. Covey, sinergi merupakan salah satu dari tujuh kebiasaan yang efektif. Dalam bersinergi atau berkumpul akan tercermin perbedaan nilai tiap individu. Jika kita mampu mengelolanya maka akan melahirkan kelmpok kerja / team work yang solid, dimana nilai hasilnya akan jauh lebih besar, lebih dahsyat atau lebih unggul dibandingkan jika dilakukan sendiri-sendiri. Semakin besar kekuatan sinerginya dalam setiap berinteraksi dengan yang lain, maka akan semakin besar kemampuan yang dihasilkan. Itulah diantara kunci menjadi unggul.
E. Manajemen Kalbu
Bagi pribadi yang ingin unggul dan berprestasi maka dia harus mampu mengendalikan suasana hatinya, karena orang itu tergantung suasana hatinya. Kalau hatinya merasa gembira maka dia gembira, kalau hatinya sedang sedih maka dia akan sedih, jika hatinya sedang dongkol, ngambek, maka seperti itulah dirinya. Bagi orang yang tidak mampu mengendalikan atau mengelola hatinya, maka akan merasa repot dalam menghadapi hidup ini. Ingatlah, dalam tubuh manusia ada segumpal daging, ketika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuhnya akan baik, dan jika segumpal daging itu rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Segupal daging itu bernama hati.
Sekian, semoga bermanfaat...
C. Berdaya Saing Positif
Dalam setiap kesempatan di lingkungan kita harus memiliki naluri berdaya saing positif, kalau tidak pasti kita akan berat menghadapi hidup ini. Misalnya bagi perguruan tinggi yang tidak memiliki mental berdaya saing positif maka akan membuat mereka panik dan kalang kabut karena takut tersaingi oleh perguruan-perguruan tinggi dari luar negeri. Mereka akan melihat itu sebagai ancaman yang seolah-olah akan menghancurkannya. Berbeda apabila memiki mental bersaing positif, hal itu justru akan ditanggapi dengan senang hati seolah-olah dia mendapatkan sparing partner yang akan memacunya lebih berkualitas lagi. Sebab mereka yang tidak diberi pesaing, kadang-kadang tidak membuat mereka maju.
Pepatah mengatakan, lebih baik menjadi juara dua diantara juara umum, daripada menjadi juara satu dari yang lemah, atau juara utama dari yang bodoh. Karena yang terpenting bukanlah jadi juaranya, tapi bagaimana caranya kita memompa kemampuan optimal dalam menjalani kehidupan. Jadi jangan jengkel apabila melihat orang lain lebih baik dari kita.
D. Mampu bersinergi (berkelompok)
Menurut Steven R. Covey, sinergi merupakan salah satu dari tujuh kebiasaan yang efektif. Dalam bersinergi atau berkumpul akan tercermin perbedaan nilai tiap individu. Jika kita mampu mengelolanya maka akan melahirkan kelmpok kerja / team work yang solid, dimana nilai hasilnya akan jauh lebih besar, lebih dahsyat atau lebih unggul dibandingkan jika dilakukan sendiri-sendiri. Semakin besar kekuatan sinerginya dalam setiap berinteraksi dengan yang lain, maka akan semakin besar kemampuan yang dihasilkan. Itulah diantara kunci menjadi unggul.
E. Manajemen Kalbu
Bagi pribadi yang ingin unggul dan berprestasi maka dia harus mampu mengendalikan suasana hatinya, karena orang itu tergantung suasana hatinya. Kalau hatinya merasa gembira maka dia gembira, kalau hatinya sedang sedih maka dia akan sedih, jika hatinya sedang dongkol, ngambek, maka seperti itulah dirinya. Bagi orang yang tidak mampu mengendalikan atau mengelola hatinya, maka akan merasa repot dalam menghadapi hidup ini. Ingatlah, dalam tubuh manusia ada segumpal daging, ketika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuhnya akan baik, dan jika segumpal daging itu rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Segupal daging itu bernama hati.
Sekian, semoga bermanfaat...
0 Response to "Menjadi Manusia Unggul"
Post a Comment